Kehebatan Ayah, Mengapa?

Tidak bermaksud sombong, jika blog ini dijuduli dengan "Kehebatan Ayah". Kehebatan ayah yang dimaksud dalam blog ini juga tidak dimaksudkan untuk bersaing dengan Ibu yang juga hebat. Kehebatan seorang ayah justru karena ia didampingi seorang ibu yang hebat.
Kehebatan adalah semangat yang selalu menjadikan keseharian begitu indah. Susah, senang, tantangan, harapan, dan segala hal yang kerap menyapa kehidupan kita, adalah pemantik kita menjadi hebat.
Tulisan di blog ini merupakan catatan sehari-hari kami tentang segala hal yang berkait dengan keluarga kami. Selamat membaca, semoga bisa menemukan mutiara di dalamnya .

Sabtu, 22 Mei 2010

Surat1: Binda Lahir


Surat ke 1
Anakku, Binda.
Tahukah ketika kamu lahir mengisi hari-hari kami. Saat itu, kami masih tinggal di rumah orang tua, Abimu tengah berkutat menyelesaikan pendidikannya. Beruntung, kamu lahir dalam sebuah keluarga yang indah. Keluarga yang selalu menyambutmu meski hari pertama kamu tiba di rumah setelah semalam menginap di klinik tempat kamu dilahirkan, tangismu memecah malam.
Ibu dan Abimu yang kelelahan, hanya bisa berbaring mendengar kamu yang menangis lapar. Maklum, hari pertama kamu lahir, makanan pertamamu hanyalah air gula yang disuapi mamah sedikit sedikit. Kami tahu, engkau lapar. Tapi kami kelelahan. Dan air susu ibumu belum keluar.
Maafkan kami Binda, jika saat itu kami yang bersedih tetapi tidak berbuat banyak.
Namun demikian, sehari setelah itu, ketika air susu ibumu akhirnya bisa keluar, ada banyak kebahagiaan yang melukisi hari-hari kami. Sewaktu Abimu pertama kali memandikanmu dalam sebuah jolang yang berwarna ungu itu, engkau demikian cantik dan menggemaskan.
Dan hari-hari indah itu terus menjadi warna yang menorehkan sejarah pada kehidupan kami. Engkaulah malaikat kami, yang hadir menjadi penyemangat hidup. Dan karena engkau pula, Abimu semangat untuk menyelesaikan pendidikannya. Tesis yang sudah terbengkalai beberapa bulan itu, akhirnya bisa dengan cepat diselesaikan.
Usiamu 3 bulan waktu akhirnya, Abimu diuji untuk menjadi seorang Magister Sosiologi Pedesaan, di hadapan para penguji hebat: Prof (dulu belum Prof.) Dr. Endriatmo Soetarto MA., Dr. Titik Sumarti MS., Drs. Nanang Tahqiq MA., dan Dr. M.T. Felix Sitorus.
Keempat guru hebat tersebut telah menjadi penyebab Abimu menjadi Magister di IPB.
Abimu ini lulus pada sidang tesis yang berjudul: “ Hubungan dan Refleksi Teologi terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Pesantren Pedesaan Kampung Garogol Garut”, pada tanggal 15 Januari 2002.
Sebuah kehebatan buat abimu telah terlesaikan. Dengan keluarbiasaanmu, Abimu menjadi seorang sarjana S2. Sebuah anugrah yang masih langka di keluarga besar kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar